Rabu, 31 Maret 2010

Sudahkah Nama kita Tertulis dalam Kitab Kehidupan..??

Ruthanna Metzgar, seorang penyanyi handal meceritakan kisah yang melukiskan pentingnya nama kita tertulis dalam sebuah buku. Beberapa tahun yang lalu, ia diminta untuk menyanyi pada pesta pernikahan yang seseorang yang sangat kaya. Menurut undangan, resepsi pernikahan akan diselenggarakan di lantai dua Seattle's Columbia Tower, gedung pencakar langit tertinggi di bagian barat laut Amerika Serikat. Penyanyi ini dan suaminya, Roy, sangat gembira ingin menghadiri resepsi tersebut.

Di resepsi pernikahan, para pelayan menggunakan dasi tuksedo menawarkan makanan kecil dan minuman-minuman eksotis. Pengantin pria dan wanita mendekati tangga yang terbuat dari kaca dan kuningan yang indah, yang menuju ke lantai paling atas. Mereka mengumumkan pesta pernikahan akan segera dimulai. Pengantin pria dan wanita menaiki anak-anak tangga, diikuti para tamu.
Di anak tangga paling bawah, seorang penerima tamu yang memegang buku tamu menyambut para tamu di depan pintu.
“Boleh saya tahu nama Anda ? “
“Saya adalah Ruthanna Metzgar dan ini suami saya, Roy.”
Penerima tamu itu mencari di barisan nama yang dimulai dengan huruf M. “Saya tidak menemukannya. Dapatkan anda mengejanya ? “
Ruthanna mengeja namanya pelan-pelan. Setelah mencarinya di dalam buku, ia memandang Ruthanna dan berkata : “ Maafkan saya, tetapi nama anda tidak tertera d sini. “
“Pasti ada kesalahan, “ Ruthanna menjawab. “ Sayalah penyanyinya. Saya akan menyanyi untuk pesta pernikahan ini ! “
Si penerima tamu menjawab : “ Saya tidak perduli anda siapa dan apa yang akan anda kerjakan. Kalau nama anda tidak tertera di dalam buku ini, anda tidak bisa menghadiri perjamuan ini. “

Dia memberikan isyarat kepada seorang pelayan dan berkata : “ Tunjukkan kepada mereka ke lift untuk barang.” Pasangan Metzgars mengikuti pelayan tersebut melewati sebuah meja yang dipenuhi hidangan udang, ikan salmon asap dan es yang patung-patung es yang indah. Di dekat hidangan terdapat orkestra yang sedang mempersiapkan pertunjukkan, para musisi mengenakan jas putih yang mempesona.

Pelayan tersebut membawa Ruthanna dan Roy menuju lift barang, dan membantu mereka masuk dan menekal tombol G untuk menuju areal parkir.
Setelah menemukan mobil mereka dan dalam keheningan menempuh jarak beberapa mil, Roy meraih istrinya dan meletakkan tangannya pada lengan Ruthanna. “ Sayang, apa yang terjadi ? “
“ketika undangaan tiba, saya sedang sibuk.” jawab Ruthanna. “ Saya tidak repot-repot untuk mengkonfirmasikan bahwa kita akan hadir. Saya pikir saya peyanyinya. Pasti saya dapat mendatangi bagian penerima tamu tanpa harus mengirim pemberitahuan bahwa kita akan hadir ! “


Ruthanna mulai mencucurkan air mata-bukan hanya karena ia melewatkan perjamuan paling mewah di mana sebenarnya ia telah diundang. Tetapi ia menangis karena tiba-tina ia dapat merasakan bagaimana rasanya jika suatu hari orang-orang berdiri di hadapan tahta Kristus dan mengetahui nama mereka tidak tercatat di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba.

Biarlah ayat yang tertulis dalam Wahyu 21:27 : “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian dan dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu. “....

So, apakah kita sebagai anak-anak Tuhan tetap konsisten dengan iman kita, sehingga nama kita tetap tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba...???

BILLY GRAHAM vs CHARLES TEMPLETON...!



Kekristenan harus ditolak oleh setiap orang yang mempunyai sedikit rasa hormat terhadap akal sehat
George H. Smith, ateis

Iman Kristiani bukan sebuah lompatan yang irasional. Kalau diteliti secara objektif, pengakuan-pengakuan dalam Alkitab semuanya adalah pernyataan-pernyataan rasional, yang didukung dengan akal sehat dan bukti
Charles Colson, orang Kristen



Billy Graham dan Charles Templeton merupakan dua orang penginjil yang sangat disegani pada dekade tahun 1940-an, sementara Billy Graham terus berkarya bagi Kristus sampai sekarang, sementara kemudian Charles Templeton menjadi seorang agnostik.

Charles Templeton setelah mengalami pertobatan di usia 20-an tahun dan meninggalkan pekerjaannya sebagai staf bagian olah raga di di penerbitan surat kabar Toronto globe demi pelayanan, dia bertemu dengan Billy Graham pada tahun 1945 dalam sebuah acara rally KKR “Youth for Christ” . Mereka berdua tinggal dalam satu kamar dan selalu bermitra dalam selama tur KKR di Eropa, dan saling bergantian mengisi mimbar dalam rali-rali KKR tersebut. Templeton kemudian mendirikan sebuah gereja, dan dalam waktu dekat ruang kebaktiannya yang memuat 1200 kursi membludak. American Magazine pada waktu itu mengatakan bahwa dia “menetapkan sebuah standard penginjilan baru. “ Persahabatannya dengan Billy Graham bertumbuh. “ Dia adalah salah satu dari segelintir orang yang benar-benar kucintai dalam hidupku, “ kata Graham kepada seorang penulis biografinya.
Kemudian pada tahun 1949, kedua penginjil tersebut diserang oleh kebimbangan akan iman mereka ! Seperyi yang kita ketahui, pada masa-,masa tersebut, teologi liberal yang sangat menekankan rasionalitas dalam berteologi sedang sangat populer, dimana dalam pandangan mereka banyak hal-hal dalam inti iman Kekristenan tradisional yang terus diserang dan digugat kebenarannya. Templeton kemudian mulai mengalami keragu-raguan akan iman Kristen yang dipegangnya, “ Aku masih kekurangan keterampilan-keterampilan intelektual dan juga pendidikan teologi yang dibutuhkan untuk menopang keyakinanku, ketika pertanyaan-pertanyaan serta keragu-raguan yang tak terhindarkan mulai menyerangku...Akalku mulai menantang dan kadang-kadang membantah inti keyakinan dari iman kristianiku. “ Sampai kemudian pada satu titik, Templeton kehilangan iman kristianinya.


Hal yang menyebabkan Templeton kehilangan seluruh iman kristianinya adalah sebuah gambar dalam majalah Life, dimana gambar tersebut adalah sebuah potret seorang wanita berkulit hitam di Afrika Utara, yang sedang menggendong anak bayinya yang sudah mati sambil menatap langit dengan tatapan kosong seperti memohon hujan kepada Allah dengan ekspresi putus asa, karena pada waktu itu mereka sedang mengalami kekeringan yang sangat hebat. Templeton memandangi gambar tesebut sambil berpikir, “ Mungkinkah kita percaya ada Pencipta yang penuh kasih dan kepedulian, padahal yang dibutuhkan oleh wanita ini hanya hujan ? “
Bagaimana Allah yang penuh kasih melakukan hal itu kepada wanita ini ? Siapa yang memerintah hujan ? Aku tidak, manusia lain tidak. Dialah yang menguasainya-paling tidak itulah yang kukira pada waktu itu ! “ Ketika Templeton kembali melihat potret wanita itu, dia kemudian merasa tahu bahwa hal itu tidak mungkin terjadi karena ada Allah yang maha pengasih. Tidak ada jalan lain. Siapa lagi kecuali orang jahat, yang tega menghancurkan seorang bayi dan dengan begitu sebenarnya juga membunuh ibunya dengan kepediah-padahal yang dibutuhkan hanyalah hujan ? Itulah Klimaksnya bagaimana templeton menolak iman kristiani yang dipercayainya selama lebih dari 20 tahun.
Dan kemudian Templeton mulai berpikir lebih jauh tentang dunia sebagai ciptaan Allah. Templeton mulai memikirkan tentang berbagai bencana yang melanda bagian-bagian planet ini, dan tanpa pandang bulu membunuh-lebih sering dengan cara yang menyakitkan-semua macam manusia, yang biasa, yang baik dan juga jahat. Tiba-tiba menjadi jelas bagaikan kristal bagi Templeton bahwa tidak mungkin seorang yang punya intelegensia percaya ada Allah yang mengasihi !
Kembali kepada Billy Graham, pada tahun 1949 juga mengalami kebimbangan yang sama, diusia yang masih muda sekitar 30-an tahun, dan telah menjadi seorang penginjil terkenal, Billy mengingat kembali apa yang dikatakan Templeton kepadanya, “ Billy, kamu sudah ketinggalan zaman lipa puluh tahun, orang-orang tidak bisa lagi menerima Alkitab sebagai karya wahyu, seperti yang kamu yakini. Imanmu terlalu sederhana. “ Pada saat yang sama Billy ingat kembali dengan Henrietta Mears yang pebuh iman dan selalu meyakinkan Billy dengan kata-kata yang selalu diulang bahwa Alkitab sangat dapat dipercaya.
Templeton tampaknya memenangkan perang tarik-tarikan itu, kalau aku tidak benar-benar bimbang, paling tidak aku sudah merasa sangat terganggu. “ Kata Billy Graham mengingat kembali saat itu. Billy Graham tahu kalau dia tidak dapat lagi mempercayai Alkitab, dia tidak mungkin maju terus dalam kegiatan pekabaran injil. Pada saat itu The Los Angeles Crusade yang merupakan organisasi penginjilan yang didirikan Billy masih tergantung dalam keseimbangan.
Billy Graham mencari-cari jawabannya dalam Alkitab atas semua yang dikatakan oleh Templeton dan juga keputusan Templeton untuk meninggalkan iman kristianinya, dia berdoa, dia merenungkannya. Akhirnya, dalam pergumulan yang sangat berat di bawah sinar bulan di pegunungan San Bernardino, segalanya mencapai klimaksnya. Dengan menggenggam Alkitabnya erat-erat, Billy Graham berlutut dan mengakui bahwa dia tidak mampu menjawab sebagian pertanyaan filosofis dan psikologis yang diajukan oleh Templeton dan orang lain.
Aku sedang mencoba untuk menjadi setaraf dengan Allah, tetapi masih ada hal-hal yang tak terucapkan, “ tulisnya. “ Akhirnya Roh Kudus membebaskan memerdekakan aku untuk mengucapkannya. “ Bapa, aku menerima ini sebagai FirmanMU-dengan IMAN ! Aku akan mengizinkan imanku mengalahkan pertanyaan-pertanyaan kebimbangan Itelektualku, dan aku percaya bahwa Alkitab ini adalah Firman yang Tuhan wahyukan. “
Ketika Billy Graham bangkit kembali dengan air mata berlinang-linang, dia mengatakan bahwa dia merasakan kuasa Allah yang sudah berbulan-bulan tak dirasakannya. “ Tidak semua pertanyaanku terjawab, tetapi sebuah jembatan besar telah kulalui, “ katanya. “ Dalam hati dan pikiranku, aku tahu sebuah peperangan rohani dalam jiwaku telah terjadi dan aku memenanginya. “
50 tahun kemudian, Billy Graham dalam usianya sudah delapan puluh tahun, sedang bergumul dengan penyakit Parkinson, tetapi dengan tegar dia menatap kerumunan orang dalam RCA Dome di Indianapolis, dan dia berbicara dengan suara tegas dan kuat. Sama sekali tidak ada tanda-tanda keraguan, tidak ada rasa ketidakpastian atau kebingungan, untuk menantang setiap orang menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat mereka ! Sementara itu 200 kilometer dari Indianapolis, Tempeleton yang skeptis dan juga telah berusia lebih dari delapan tahun tinggal di sebuah bangunan pencakar langit, dalam salah satu apartemen kelas menengah di Toronto dengan penyakit Alzheimer yang menyerangnya sedemikian parah, dimana telah mengeraskan hatinya dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Tuhan dan Alkitab yang mengubahnya menjadi kepahitan yang menentang Kekristenan, baru saja memerbitkan sebuah buku yang berjudul, Farewell to God: My Reason for Rejecting the Christian Faith. Buku tebal, penuh ungkapan kekecewaan itu berusaha untuk menghancurkan iman kristiani, menyerang iman kristen dengan tuduhan-tuduhan sebagai, “ ketinggalan zaman, nyata-nyata tidak benar, dan seringkali, dalam berbagai manifestasinya, merugikan bagi pribadi-pribadi dan masyarakat. “

Kisah Billy Graham dan Charles Templeton diatas, jelas sekali menggambarkan, bahwa pada satu titik tertentu iman kita akan mengalami suatu tantangan, yang akan memberikan pilihan, mempertahankan atau meninggalkan ! Inilah yang mungkin dinamakan krisis iman ! Pasti banyak diantara orang-orang kristen yang mengalami krisis iman, dan tidak menemukan jawaban-jawaban yang memuaskan atas pertanyaan-pertanyaan mengenai iman yang selama ini diyakininya ! Banyak dari mereka yang mengalami krisis iman kemudian kalah dan mengeraskan hatinya seperti Charles Templeton, dan kemudian meninggalkan iman kristennya dan entah memeluk iman keyakinan agama lain, menjadi agnostik atau ateis ! Tetapi banyak juga dari mereka yang mengalami krisis iman tetapi kemudian tetap menang walaupun tidak mendapatkan semua jawaban yang diinginkan, dan setelah itu menjadi lebih kuat dan yakin akan iman kristennya, karena menaklukkan hati dan pikiran mereka dibawah otoritas Roh Kudus, dan tetap percaya bahwa iman kristiani yang mereka yakini adalah tetap yang terbaik bagi mereka, seperti yang dialami oleh Billy Graham !
Jadi pernahkah anda mengalami krisis iman ? Apakah sekarang ini anda dalam kondisi kalah, dan berniat untuk meninggalkan iman kristiani yang telah anda yakini ? atau jangan-jangan anda telah menjadi skeptis dan meninggalkan iman kristen ! Kalau anda dalam kondisi seperti ini, saran saya hanya taklukkan segala pikiran dan hati anda dibawah Roh Kudus, dengan mengingat bahwa kita hanyalah manusia yang serba terbatas sementara Allah adalah tidak terbatas, sehingga kita tidak mungkin menyamai cara berpikir dan bertindak seperti Allah.

Jesusanity VS Christianity dalam Memandang YESUS..

.
Jesusanity adalah..
ideologi yang diajarkan di perguruan tinggi dan media massa, yang menggambarkan Yesus dari Nazareth sebagai tokoh politik radikal, pembela keadilan sosial, dan nabi berhikmat mistik. 

Christianity adalah..
Iman yang menggambarkan Yesus sebagai Anak Allah yang dibangkitkan untuk menebus dosa manusia berdasarkan apa yang diajarkan oleh Alkitab Perjanjian Baru. 

Jesusanity menganggap...
Citra Yesus telah dibentuk sesuai keinginan orang-orang yang mengingat Dia.

Christianity menganggap..
Citra Yesus dibentuk karena pengajaran dan kehadiran Dia begitu berkuasa sehingga diingat dengan baik oleh orang-orang yang terbiasa meneruskan ajaran secara lisan.

Jesusanity mengklaim bahwa..
Yesus adalah tokoh agama yang gagal...
Yesus hanyalah seorang pribadi dari Nazaret yang dikenal dengan nama Yesus dalam sejarah...
Yesus menunjukkan jalan kepada Allah..
Yesus membawa manusia masuk ke dalam perjalanan bersama Allah.
Yesus berperan terutama sebagai teladan..
Yesus memiliki kekhususan mengenai pemahamanNya mengenai kondisi manusia dan pencerahan yang dibawaNya...
Yesus tidak di takhtakan di sisi Allah, hanya ada kuasa ajaran dan teladanNya.
Yesus adalah inspirasi bagi sesama manusia...
Yesus mati dan tidak pernah bangkit atau naik ke surga...
Yesus hanyalah satu diantara yang banyak-yang terbaik, mungkin, dan layak menjadi guru serta teladan... Yesus tidak akan pernah datang untuk yang kedua kalinya...
Yesus dilahirkan dari hasil hubungan biologis Maria dan Yusuf..atau hasil hubungan biologis Maria yang diperkosa oleh seorang prajurit Romawi...
Yesus pada masa mudanya pernah melakukan perjalanan sampau ke India dan tibet...
Yesus menikah dengan Maria Magdalena dan memiliki keturunan...

Christianity mengklaim bahwa..
Yesus diurapi oleh Allah untuk mewakili Allah dan manusia dalam pemulihan relasi yang telah rusak antara Pencipta dan ciptaanNya...
Yesus adalah satu-satunya jalan antara Allah dan manusia, antara sorga dan bumi...
Yesus tak dapat dibandingkan dengan siapapun dia di muka bumi ini...
Yesus memiliki panggilan yang tak akan pernah dimiliki oleh siapapun dia..
Yesus..kedatanganNya adalah awal kedatangan kerajaan Allah..
Yesus mengajarkan tentang kerajaan Allah, dan bekerja keras menunjukkan kedatangan kerajaan Allah... Yesus datang untuk mengundang dan memungkinkan manusia berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan...
Yesus merupakan inti iman Kristen yang mengakui Dia sebagai jalan masuk kepada Allah yang disediakan Allah hanya melalui Dia...
Yesus memiliki kekhususan dalam penyalibanNya dan kebangkitanNya...
Yesus yang mati dan bangkit merupakan pengesahan Allah atas keilahianNya Yesus bertakhta di sisi Allah, karena Dia adalah Allah...
Yesus akan datang untuk yang kedua kaliNya sebagai Hakim yang agung di akhir Zaman untuk menghakimi umat manusia...
Yesus lahir dari anak dara atau perawan Maria tanpa melalui hubungan biologis... Yesus di masa mudaNya adalah tukang kayu meneruskan pekerjaan ayahNya...
Yesus tidak pernah menikah dengan siapapun termasuk Maria Magdalena...

Jesusanity pada akhirnya...
Yesus hanya dijadikan sebagai tokoh yang patut hanya untuk dihormati dan bukan disembah, serta diberi tempat dalam sejarah sebagai seorang yang memberikan pengaruh kepada dunia karena pengajaran etika dan moral-Nya yang tinggi, tetapi terus menerus mempertanyakan esensi-Nya...

Christianity pada akhirnya..
Yesus disembah, selain juga dihormati, karena Dia adalah Allah sendiri..

Jesusanity, dapat disimpulkan …
Menolak dan skeptis terhadap kebenaran Alkitab, terutama Perjanjian Baru dan khususnya keempat Injil yang banyak bercerita dan bersaksi tentang Yesus.. 
Menggambarkan pribadi Yesus tidak dalam satu kemasan, melainkan dalam banyak bentuk yang bisa saling berbeda dan bertentangan... 
Melihat Yesus Sejarah yang bisa berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman dan rasionalitas manusia... 
Menganggap manusia tahu apa yang Allah dapat lakukan dan tidak dapat lakukan berdasarkan rasionalitas dan logika manusia..

Christianity, dapat disimpulkan... 
Menerima dan menyakini kebenaran Alkitab yang bercerita dan bersaksi tentang Yesus berdasarkan iman seperti yang tertulis dalam Ibrani 11 : 1... 
Menggambarkan pribadi Yesus dalam satu kemasan yang lengkap dan utuh... 
Melihat Yesus sejarah berdasarkan apa yang dinyatakan Alkitab dan tidak berubah dari dulu, sekarang dan sampai selamanya... 
Meletakkan rasionalitas dan logika manusia dibawah ketaatan kepada Allah, sehingga menyadari bahwa banyak tindakan Allah yang melampaui akal dan rasionalitas yang diluar kemampuan logika manusia untuk memahaminya..

Selanjutnya...sebagai seorang Kristen sejati.. mana yang kita pilih dalam memandang kepada Yesus.., pendapat Jesusanity atau Christianity...???? Salam Sejahtera dalam Kristus...

50 Alasan Mengapa Yesus Datang untuk Mati...

Hari Jumat tanggal 2 April nanti, kita selaku umat Kristiani akan mengenang hari Jumat Agung, yaitu hari dimana Tuhan Yesus Kristus wafat di kayu salib untuk menjadi tebusan bagi dosa-dosa kita semua. Kalau kita selidiki Alkitab, ternyata ada 50 alasan mengapa Yesus harus menderita dan mati di kayu salib, seperti yang dijelaskan di bawah ini :

  1. Untuk Menanggung Murka Allah [ Galatia 3:13, Roma 3:25, 1 Yohanes 4:10 ].

  2. Untuk Menyenangkan Bapa-Nya di Surga [ Yesaya 53:10, Efesus 5:2 ].

  3. Untuk Belajar Taat dan Disempurnakan [ Ibrani 5:8, Ibrani 2:10 ].

  4. Untuk Mendapatkan Kebangkitan-Nya Sendiri dari Kematian [ Ibrani 13:20-21 ].

  5. Untuk menunjukkan Kekayaan Kasih dan Anugerah Allah bagi Orang Berdosa [ Roma 5:7-8, Yohanes 3;16, Efesus 1:7 ].

  6. Untuk menunjukkan Kasih-Nya kepada kita [ Efesus 5:2, 25, Galatia 2:20 ].

  7. Untuk Membatalkan Tuntutan Hukum Taurat terhadap Kita [ Kolose 2:13-14 ].

  8. Untuk menjadi Tebusan bagi Banyak orang [ Markus 10:45 ].

  9. Untuk Pengampunan Dosa-dosa Kita [ Matius 26:28, Efesus 1:7 ].

  10. Untuk Memberikan Dasar bagi Pembenaran kita [ Roma 5:9, Roma 3:24, 28 ].

  11. Untuk Menggenapkan Ketaatan yang Menjadi Kebenaran Kita [ Filipi 2:8, Roma 5:19, 2 Korintus 5:21, Filipi 3:9 ].

  12. Untuk Menghapus Hukuman Kita [ Roma 8:34 ].

  13. Untuk Menghapus Sunat dan Seluruh Ritual yang Dijadikan Dasar Keselamatan [ Galatia 5:11, 6:12 ].

  14. Untuk Membawa Kita kepada Iman dan Menjaga Kita agar Tetap Beriman [ Markus 14:24, Yeremia 32:40 ].

  15. Untuk Menjadikan Kita Kudus, Tak Bercacat, dan Sempurna [ Ibrani 10:14, Kolose 1:22, 1 Korintus 5:7 ].

  16. Untuk Memberi Kita Hati Nurani yang Murni [ Ibrani 9:14 ].

  17. Untuk Mendapatkan Segala Hal yang Baik bagi Kita [ Roma 8:32].

  18. Untuk Menyembuhkan Kita dari Penyakit Moral dan Fisik [ Yesaya 53:5, Matius 8:16-17 ].

  19. Untuk Memberikan Hidup Kekal bagi Semua Orang yang Percaya kepada-Nya [ Yohanes 3:16 ].

  20. Untuk Menyelamatkan Kita dari Zaman yang Jahat ini [ Galatia 1:4 ].

  21. Untuk Mendamaikan Kita dengan Allah [ Roma 5:10 ].

  22. Untuk Mendekatkan Kita kepada Allah [ 1 Petrus 3;18, Efesus 2:13 ].

  23. Agar Kita Bisa Menjadi Milik-Nya [ Roma 7:4, 1 Korintus 6:19-20, Kisah Para Rasul 20;28 ].

  24. Untuk Memberi Kita Jalan Masuk ke Tempat Kudus-Nya [ Ibrani 10: 19 ].

  25. Untuk Menjadi Tempat Kita Bertemu dengan Allah [ Yohanes 2:19-21 ].

  26. Untuk Mengakhiri Keimaman Perjanjian Lama dan Menjadi Imam Besar yang Kekal [ Ibrani 7:23-27, 9:24-26, 10:11-12 ].

  27. Untuk Menjadi Imam yang Dapat Merasakan Kelemahan-kelemahan Kita dan Menolong Kita [ Ibrani 4:15-16].

  28. Untuk Membebaskan Kita dari Kesia-siaan Cara Hidup Nenek Moyang Kita [ 1 Petrus 1:18-19 ].

  29. Untuk Membebaskan Kita dari Perbudakan Dosa [ Wahyu 1:5-6, Ibrani 13:12 ].

  30. Agar Kita Mati terhadap Dosa dan Hidup Dalam Kebenaran [ 1 Petrus 2:24 ]

  31. Agar Kita Mati terhadap Hukum Taurat dan Menghasilkan Buah Bagi Allah [ Roma 7:24 ].

  32. Untuk Memampukan Kita Hidup bagi Kristus, dan Bukan bagi Diri Kita Sendiri [ 2 Korintus 5:15 ].

  33. Untuk Menjadikan Salib-Nya Sebagai Dasar Kita Bermegah [ Galatia 6;14 ].

  34. Untuk Memampukan Kita Hidup Beriman dalam Dia [ Galatia 2:19-20 ]

  35. Untuk Memberikan Arti Terdalam bagi Pernikahan [ Efesus 5:25 ].

  36. Untuk Menciptakan Suatu Umat yang Rajin Melakukan Kebajikan [ Titus 2:14 ].

  37. Untuk Memanggil Kita dalam Meneladani Kerendahan Hati dan Kasih yang Rela Berkorban seperti Diri-Nya [ 1 Petrus 2;19-21, Ibrani 12:3-4, Filipi 2:5-8 ].

  38. Untuk Membentuk Pengikut yang Mau Memikul Salib [ Lukas 9:23, Matius 10:38 ].

  39. Untuk Membebaskan Kita dari Ketakutan terhadap Kematian [ Ibrani 2:14-15 ].

  40. Agar kita Bisa Bersama-Nya Segera setelah Kematian [ 1 Tesalonika 5;10, 2 Korintus5:8, Filipi 1:21,23 ].

  41. Untuk Menjamin Kebangkitan Kita dari Kematian [ Roma 6:5, 8:11, 2 Timotius2:1 ].

  42. Untuk Melucuti Penguasa-penguasa dan Pemerintah-pemerintah [ Kolose 2:14-15, 1 Yohanes3:8 ]

  43. Untuk Menyatakan Kuasa Allah dalam Injil [ 1 Korintus 1;18, Roma 1:16 ].

  44. Untuk Menghancurkan Permusuhan antar Ras [ Efesus 2:14-16 ].

  45. Untuk Membebaskan Orang-orang dari Setiap Suku dan Bahasa dan Bangsa [ Wahyu 5:9 ].

  46. Untuk Mengumpulkan Seluruh Domba-Nya dari Segenap Penjuru Dunia [ Yohanes 11:51-52, 10:16 ]

  47. Untuk Menyelamatkan Kita dari Penghakiman Terakhir [ Ibrani 9:28 ].

  48. Untuk Mendapatkan Sukacita-Nya dan Sukacita Kita [ Ibrani 12:2 ].

  49. Agar Dia Bisa Dimahkotai dengan Kemuliaan dan Hormat [ Ibrani 2:9, Filipi 2:7-9, Wahyu 5:12 ].

  50. Untuk Menunjukkan bahwa Kejahatan yang Paling Kejam Diizinkan Allah bagi Kebaikan [ Kisah Para rasul 4:27-28 ].

QUO VADIS "ORANG KRISTEN" ? [ Renungan Paskah 2010 ]..





Paskah merupakan peristiwa besar yang dirayakan dengan sukacita oleh selain oleh umat kristiani, juga oleh orang-orang Yahudi. Bagi Agama Yahudi, paskah atau pesakh atau passover merupakan suatu perayaan yang penuh sukacita, dimana Nabi Musa membawa baangsa Israel keluar dari perbudakan dari Mesir yang telah berlangsung kira-kira selama 400 tahun menuju Tanah Perjanjian. Bagi Umat Kristiani, Paskah merupakan suatu kemenangan, dimana Yesus yang mati di kayu salib bagi dosa-dosa manusia, bangkit dan hidup, yang menandakan kemenangan kuasa-Nya atas dosa dan kematian. Paskah juga menjadi lambang pembebabasan, entah bagi bangsa Israel atau Umat Kristiani.


Kebangkitan Kristus dari kematian merupakan suatu pembebasan, karena kematian-Nya saja tidaklah cukup ! Memang dosa telah lunas dibayar di atas kayu salib, murka Allah sudah dipuaskan, nubuatan para nabi dan kitab-kitab taurat sudah digenapi dalam kematian Kristus ! Tetapi kematian saja tidaklah cukup. Kematian tidak memberikan suatu makna bagi kehidupan, karena kematian hanya meninggalkan jejak tanpa suatu arti bagi kehidupan selanjutnya.


Kalau Yesus tidak bangkit dari kematian, Dia mungkin hanya akan dikenang sebagai salah satu nabi dari agama Yahudi, atau mungkin dikenal sebagai salah seorang pejuang atau pahlawan bangsa Israel yang ingin membebaskan tanah airnya dari penjajahan bangsa Yahudi.


Kalau Yesus hanya mati dan tidak bangkit, tidak ada gereja, tidak ada persekutuan orang-orang percaya, tidak ada penyiksaan kepada orang-orang Kristen, tidak ada kitab-kitab Perjanjian Baru, Rasul Paulus hanya akan menjadi seorang farisi yang hanya dikenal oleh bangsa Yahudi pada jaman itu dengan nama Saulus.


Kebangkitan Kristus merupakan suatu peristiwa besar dalam sejarah umat manusia, sejak dunia diciptakan sampai dengan hari ini. Banyak pendapat, banyak teori dan juga banyak tulisan yang menolak kebangkitan-Nya [ walaupun sampai hari ini, kita tidak pernah menemukan sisa-sisa tulang belulang Yesus ].


Kebangkitan Yesus merubah jalan-Nya sejarah dunia, sejak kebangkitan-Nya [ dan juga kenaikan-Nya ke surga ] memberikan kekuatan spiritual kepada para pengikut-Nya untuk dapat menerima siksaan dan kematian dengan senyum dan kasih, ketika mereka dibantai dan menolak untuk mengakui Kaisar sebagai Tuhan, kecuali Yesus. Kebangkitan Yesus yang menberikan semangat bagi bapak-bapak gereja dalam mengabarkan Injil ke seluruh dunia.


Tetapi kalau kita pelajari kitab-kitab Injil, dan melihat sisi kemanusiaan Yesus dalam peristiwa penyaliban sejak Dia diadili sampai dengan disalibkan, Yesus yang sebagai manusia melewati proses penyaliban tidaklah dengan mudah, ada sisi ketakutan dan kecemasan, sehingga dalam doa-Nya di taman getsmani, Dia meminta kepada Bapa di sorga “kalau boleh cawan ini lalu “ . Tetapi juga karena ketaatan-Nya kepada Bapa disurga dia menerima dan bersedia melewati proses penderitaan yang amat sangat baik secara jasmani dan rohani.


Secara jasmani, Yesus mengalami suatu penyiksaan yang tak terperikan seperti yang digambarkan dalam film The Passion of The Christ [ Film ini walaupun sebenarnya tidak Alkitabiah, sangat baik memberikan gambaran visual mengenai kerasnya penyiksaan serta penderitaan yang dialami Yesus ]. Karena ketaatan-Nya, Yesus menjalani semua rencana yang ditetapkan Allah bagi Dia untuk menjadi juruselamat bagi semua orang [ yang mau menerima-Nya ], sampai pada akhirnya Yesus berkata, “ sudah selesai “, sebelum Dia wafat diatas kayu salib.


Secara rohani, kemanusiaan Yesus mengalami suatu penderitaan yang amat sangat, karena Dia dihina dan dilecehkan orang, dari seseorang yang bisa melakukan banyak mukjizat sampai dari mencelikkan orang buta sampai membangkitkan orang mati, sekarang Dia diejek karena tidak bisa menyelamatkan diri-Nya sendiri. Dari yang sehari sebelumnya, Dia dielu-elukan seperti seorang raja, sekarang dihina dan diadili sebagai seorang penjahat kelas kakap ! Penderitaan Yesus melewati jalan salib menuju kematian merupakan suatu penderitaan yang lengkap dan komplit dari sisi kemanusian-Nya.


Para peziarah terutama umat Katolik yang mengunjungi Yerusalem mengenal suatu prosesi jalan salib yang dikenal Via Dolorosa, yaitu suatu prosesi untuk mengenang perjalanan Yesus dalam memanggul salib menuju bukit Golgota untuk disalibkan. Via Dolorasa juga merupakan sebuah jalan di kota Yerusalem kuno, yang berarti jalan kesengsaraan atau jalan penderitaan, pada bulan-bulan menjelang paskah menjadi sangat ramai dikunjugi oleh para peziarah yang ingin mengenang penderitaan Kristus.


Jalan salib yang penuh penderitaan dan kesengsaraan merupakan suatu gambaran yang tepat untuk menjelaskan bagaimana kita selaku umat Kristen menapaki dan menjalani hidup ini. Jalan salib juga yang memberikan kekuatan kepada para murid untuk kemudian mengabarkan injil dan menjadi martir demi Kristus, seharusnya juga menjadi kekuatan kita dalam menapaki jalan hidup di dunia yang semakin jauh dari nilai-nilai Kekristenan !


Jalan salib yang membawa kebangkitan Kristus yang menpengaruhi iman kepada murid-murid Yesus [ kecuali Yudas Iskariot ] yang tadinya kucar-kacir ketakutan karena guru yang mereka andalkan sepertinya tidak berdaya menyelamatkan diri-Nya sendiri, kemudian mejadi murid-murid yang berani dan berapi-api serta tidak kenal takut dalam mengabarkan Injil ! Jalan salib yang menuju kebangkitan, yang menyebabkan Saulus bertobat dan kemudian menjadi Paulus dikenal sebagai penulis yang paling produktif dalam Perjanjian Baru, dimana melalui surat-surat yang ditulis Paulus sampai hari ini masih sangat relevan manjadi panduan bagi gereja dan orang-orang Kristen yang mau berpegang kepada Alkitab agar bisa berjalan dan taat serta tidak menyimpang dari Kristus.


Kalau jalan salib seharusnya menjadi “takdir” bagi kita orang kristen dan oleh karena itu kita harus melaluinya, kita tidak perlu takut ! karena banyak orang kristen yang telah melaluinya serta memperoleh kemenangan iman, baik sejak jaman para murid, gereja mula-mula, bapak-bapak gereja di masa lalu sampai dengan martir-martir di abad ke 21 ini, Jalan Salib juga masih sangat relevan diterima sebagi “takdir” yang harus dijalani oleh kita sebagai orang Kristen di jaman sekarang ini. Dengan “takdir” jalan salib, berarti orang-orang Kristen harus siap, sadar dan mau bersedia menerima setiap penderitaan dalam hidup ini.


Mungkin kita skarang ini sebagai umat Kristiani yang hidup di Indonesia yang menjunjung toleransi dan penghormatan kepada keyakinan yang berbeda, tidak mengalami penderitaan secara phisik atau jasmani, dan walaupun ada mungkin hanya sedikit.


Tetapi banyak dari kita selaku orang kristen yang sering “merasa” mengalami penderitaan lain, seperti masalah himpitan ekonomi, masalah hubungan yang hancur dan berantakan entah dengan suami atau istri, dengan orang tua atau anak, dengan adik atau kakak atau orang-orang lainnya. Masalah merasa disisihkan, merasa tidak dihargai atau merasa ditolak entah oleh keluarga, gereja, lingkungan kerja atau masyarakat.


Apakah sekarang ada diantara kita yang merasa tidak puas dengan kehidupan kita ? Apakah ada diantara kita yang merasa menderita dengan sakit penyakit ? Apakah ada diantara kita yang merasa menderita dan tersiksa dengan pekerjaan atau bisnis kita sekarang ? Apakah ada diantara kita yang mengalami kesulitan yang tidak ada habis-habisnya dalam hidup, selesai satu masalah muncul masalah lain ? Apakah ada diantara kita yang mengalami sakit hati dan dendam entah kepada suami, istri, orang tua atau anak , adik atau kakak atau orang lain dan kita merasa menderita dengan hal ini ? Apakah ada diantara kita yang sekarang ini memiliki hubungan suami istri yang retak dan rumah tangga atau keluarga dijurang kehancuran, atau kita merasa dikhianati oleh pasangan kita ? Apakah ada diantara kita sebagai orang tua merasa anak-anak kita tidak tahu balas budi, tidak hormat dan menjadi kurang ajar ketika mereka telah mandiri dan dewasa ?


Dan pada akhirnya kita merasa Tuhan tidak adil kepada kita atau keluarga kita ? Kalau ada diantara kita yang merasa seperti ini, Kristus telah menunjukkan jalan-Nya, sama seperti Yesus yang ingin penderitaan salib lalu daripada-Nya, tetapi pada akhirnya Dia menerima dengan ketaatan mutlak kepada Bapa, demikian juga kita selaku orang percaya yang diperlukan dalam melewati jalan salib yang penuh penderitaan adalah ketaatan mutlak terhadap Firman Tuhan.


Dengan ketaatan mutlak, kita berani dengan lapang dada menerima penderitaan sakit yang ada, dimana kita sudah berusaha baik dari secara medis kedokteran sampai dengan cara-cara “perdukunan” rohani entah melalui minyak urapan, doa untuk mukjizat kesembuhan, sampai dengan meneking dengan Roh Kudus, tetapi ternyata sakit penyakit kita tak kijung sembuh. Dengan ketaatan mutlak, walaupun sakit penyakit tersebut kita tahu dengan sadar mendekatkan kita kepada kematian, kita tetap mensyukuri atas nafas hidup yang diberikan oleh Tuhan Sang pencipta !


Dengan ketaatan mutlak, kita berani mengambil resiko untuk kehilangan pekerjaan atau bisnis yang dalam cara-cara menjalankan-Nya berlawanan dengan Firman Tuhan.


Dengan Ketaatan mutlak kepada Firman Tuhan, kita menolak untuk melakukan tindakan korupsi dan manipulasi, walaupun untuk itu mungkin kita akan dijauhi rekan atau atasan, mungkin bisa tidak naik pangkat atau jabatan dan kemungkinan terburuk kita akan kehilangan pekerjaan atau bisnis yang kita jalani sekarang !


Dengan ketaatan mutlak, dalam permasalahan rumah tangga kita berani mengambil resiko untuk mengakui semua kesalahan dan kekurangan kita kepada pasangan kita, walaupun resikonya, pasangan kita mungkin akan lebih marah dan sakit hati atas kejujuran kita dan kemudian memutuskan untuk berpisah atau minta cerai.

Dan sebaliknya dengan ketaatan mutlak yang berdasarkan kasih kita bersedia mengampuni dan memaafkan kesalahan yang dilakukan pasangan kita, walaupun resikonya kita akan dikejutkan dengan banyak pengakuan-pengakuan kesalahan dari pasangan kita yang bisa membuat kita lebih sakit hati !


Sama seperti Yesus yang karena ketaatan mutlak kepada perintah Bapa, dan tahu resikonya, mengambil resiko lalu menjalankan resiko tersebut, dan oleh karena itu Dia mengalami penderitaan yang membawa kematian.


Lalu apakah penderitaan begitu sangat menakutkan bagi kita ?

Apakah kita begitu sangat ketakutan tanpa penghasilan, membayangkan bagaimana kita hidup apabila kita kehilangan pekerjaan atau bisnis kita, bagaimana kita membayar tagihan-tagihan kartu kredit kita, membayar uang sekolah anak-anak kita, membayar cicilan mobil dan rumah yang belum lunas ?


Apakah kita begitu ketakutan apabila nantinya pasangan kita akan meninggalkan kita dan rumah tangga kita menjadi berantakan, apakah kita begitu ketakutan nantinya anak-anak kita akan kehilangan figur ayah atau ibu ? Apakah kita begitu takut kehilangan gantungan ekonomi karena pasangan kita yang meminta kita berpisah atau bercerai ?


Semua ketakutan kita tersebut telah dijawab dalam kebangkitan Yesus !

Sama seperti Yesus yang sebelum wafat mengatakan “sudah selesai “, demikian juga dengan ketakutan akan penderitaan yang harus kita lalui, “sudah selesai” dengan kebangkitan-Nya. Sudah selesai bisa bermakna teologis, bisa juga bermakna aktualitas dalam kehidupan nyata.


Makna teologis “sudah selesai” berarti hukuman bagi manusia karena dosa telah selesai dengan kematian Yesus diatas kayu salib, makna teologis juga bisa berarti tugas Tuhan Yesus di muka bumi sudah selesai, dan sekarang Dia berada di sebelah kanan Allah Bapa dan memerintah bersama Allah Bapa. Tetapi dan ini lebih penting lagi bahwa Makna teologis bisa menjadi makna aktualitas dalam kehidupan nyata, dan ini yang harus kita sadari !


“Sudah selesai” mempunyai makna terus aktual dan sangat dalam bagi kehidupan kita selaku orang Kristen sekarang ini yang hidup di dunia nyata yang semakin jauh dari nilai-nilai Firman Tuhan.


Sudah selesai bisa berarti bahwa penderitaan yang harus kita lalui walaupun pahit dan menyakitkan dan membuat kita “berdarah-darah” entah secara ekonomi, psikologis atau bahkan juga jasmani pada akhirnya akan ada jalan keluar dari Tuhan sendiri yang membawa kepada damai sejahtera yang kekal.


Sudah selesai bisa bermakna kita melepaskan ketakutan kita dan hanya berharap kepada Tuhan saja yang akan memelihara kita.


Sudah selesai bisa berarti kita menolak untuk bertindak diluar Firman Tuhan, dan tidak mau berkompromi dengan dunia yang jahat walaupun tampilan luarnya begitu menarik dan menggoda.

Sama seperti Yesus yang bangkit dari kematian sebagai tanda kemenangan, demikian juga kita selaku anak-anak Tuhan harus yakin bahwa Tuhan akan menyediakan jalan keluar terhadap setiap permasalah an dan penderitaan yang kita alami, hari demi hari, walaupun begitu sulitnya kehidupan kita akibat penderitaan yang kita alami.


Jalan keluar yang diberikan Tuhan bukanlah seperti yang diajarkan oleh gereja-gereja atau teolog-teolog sukses yang melihat berkat Tuhan dari materi dan kekayaan sebagai tanda kesuksesan, tetapi jalan keluar yang merupakan cara Allah sendiri yang unik dan diberikan berbeda dari satu orang kepada orang lain, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari orang tersebut !


Jadi kalau kita sekarang mengalami kesulitan akibat hutang-hutang, dan tidak mampu membayarnya, hadapilah dengan tindakan nyata, temui mereka yang menagih tanpa rasa takut dan ceritakan kesulitan keuangan yang ada dengan jujur serta dan percaya bahwa suatu saat Tuhan akan melunasi semua hutang-hutang kita.


Jadi kalau sekarang kita mengalami kesulitan dalam keuangan dalam membiayai pendidikan anak kita, percayalah bahwa Tuhan yang akan menyediakan sekolah yang terbaik bagi anak kita, entah bagaimana caranya.


Jadi kalau sekarang kita dituntut cerai atau sudah bercerai dan ditinggalkan oleh pasangan kita, tetaplah percaya bahwa suatu saat pasangan kita akan kembali, dan kalaupun tidak, sementara kita tetap menjaga kekudusan hidup seksualitas kita, Tuhan akan memberikan jalan keluar terhadap semua kesulitan rumah tangga kita dan juga kita selaku pribadi dalam memenuhi kebutuhan hidup dan mendidik anak-anak kita serta cara untuk melepaskan kebutuhan seksulaitas yang ada !


Satu kisah dalam sejarah gereja katolik, menceritakan bagaimana Rasul Petrus yang karena merasa frustasi, kelelahan secara jasmani dan rohani, ketakutan, dan dalam ancaman dibunuh, berniat melarikan diri meninggalkan kota Roma untuk bersembunyi di kota lain, karena pada saat itu Kaisar Nero telah membantai ribuan jiwa orang-orang Kristen entah dengan pembunuhan atau dijadikan lawan kepada singa yang kelaparan dalam kolesum-kolesum mereka.


Ketika Rasul Petrus berada disatu tempat diluar tidak jauh dari kota Roma hendak, dia bertemu dengan seorang pria yang berwajah lembut tetapi penuh wibawa, dan orang tua tersebut bertanya kepada Rasul Petrus, “ Quo vadis Padre ? “ yang berarti, hendak pergi kemana padri ?


Yang dijawab Rasul Petrus, “ Saya hendak mengungsi dari kota Roma, karena kaisar yang jahat telah banyak membantai dan membunuh domba-domba yang selama ini aku gembalakan, dan sekarang kaisar tersebut sedang mencari dan hendak membunuh saya ? “


Lalu Rasul Petrus bertanya kepada pria tersebut, “ Bapak hendak kemana ? “ yang kemudian dijawab oleh orang tua tersebut, “ Aku hendak masuk ke kota Roma dan disalibkan untuk yang kedua kalinya. “ Mendengar jawaban tersebut, baru Rasul Petrus menyadari bahwa pria tersebut merupakan Yesus sendiri. Kemudian Rasul Petrus menangis serta menyesal karena ingin meninggalkan kota Roma karena takut akan penderitaan dan siksa, sehingga menyebabkan Yesus sendiri bersedia untuk menderita dan disalib untuk kedua kalinya. Kemudian, dengan menyesal, Rasul Petrus berbalik kembali memasuki kota Roma serta kemudian bersedia menanggung penderitaan dan mati sebagai martir.


Walaupun mungkin ini hanya cerita atau legenda, tetapi kita bisa belajar dari kisah tersebut, dimana karena ketakutan akan penderitaan, Rasul Petrus berusaha melarikan diri dari kota Roma, dan karena itu Yesus sendiri yang bersedia untuk menananggung penderitaan orang-orang Kristen di kota roma sehingga Dia bersedia disalibkan untuk yang “kedua kalinya “


Sama seperti Rasul Petrus yang tadinya begitu takut kemudian dengan siap dan sadar menerima penderitaan yang dialaminya dan memahami bawa ketakutan akan penderitaan serta kematian telah di tanggung dalam kematian Yesus di kayu salib dan bahwa kemenangan dalam Kebangkitan Yesus memberikanya jalan untuk melalui penderitaan, demikian juga kita, seharusnya dalam menyikapi setiap penderitaan yang kita lalui dalam kehidupan ini ! Bahkan bisa saja sepertinya, jalan keluar belum diberikan oleh Tuhan, tetapi yang pasti adalah ketenangan, ketentraman dan damai sejahtera yang kekal telah kita miliki dan terus ada dalam diri dalam melalui jalan penderitaan selama kita mengakui bahwa Dia adalah Tuhan dan Juruselamat pribadi kita !


Semoga kenangan penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib pada hari Jumat agung, 2 april nanti dan perayaan paskah yang mengingat kebangkitan-Nya pada tanggal 4 april nanti bisa menguatkan kita selaku umat kristiani, bahwa penderitaan merupakan bagian dari kehidupan iman kristen yang harus kita jalani ! Sehingga Yesus tidak datang kepada kita dan berkata, “ Aku akan disalibkan yang kedua kali untuk penderitaanmu ! “ Selamat Paskah 2010 !